Minggu, 28 November 2010

ILUSI NEGARA ISLAM

Judul Buku : ILUSI NEGARA ISLAM, “Ekspansi Gerakan Islam Transnasional di Indonesia”.

Penulis : (KH. Abdurrahman Wahid : editor, Ahmad Syafii Maarif : Prolog, KH.Mustofa Bisri : Epilog)

Penerbit : The WAHID Institute

Jumlah halaman : ±400 halaman

Harga : Rp.90.000,00/Diskon 20%


Buku kontroversial kembali hadir di Indonesia. Setidaknya bagi sekelompok orang. Karena di beberapa daerah buku ini sudah masuk dalam daftar hitam (black list) dan dirazia di sejumlah toko2 buku yang menjualnya. Buku ini kalau dilihat dari judulnya, memang dengan tegas dan gamblang membidik kalangan tertentu dalam masyarakat Indonesia ini. Dan targetnya pun jelas. Lagi-lagi PKS berada dalam salah satu pembahasan di buku tersebut.

Buku ini disajikan oleh 3 orang, yaitu Gus Dur sebagai editor, Syafi’i Maarif sebagai penulis prolog dan Gus Mus sebagai penulis Epilog. Buku ini sendiri diterbitkan oleh Wahid Institute, Maarif Institute dan gerakan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam pengantarnya, Gus Dur menyatakan bahwa buku ini merupakan hasil penelitian selama lebih dari 2 tahun.

Melihat waktu yang lama tersebut, penulis dan penerbit memang sangat serius dalam menerbitkan buku ini. Sorotan yang tajam dan terbuka ini, tak pelak akan menimbulkan kontroversi yang luar biasa. Khususnya bagi mereka2 yang terkena “tembak” dari buku ini. Cepat atau lambat, saya kira pasti akan terjadi reaksi yang lebih besar atas terbitnya buku ini. Semoga reaksinya juga dengan menerbitkan buku yang menentang atapun menyanggah apa yang ada dalam tulisan2 tersebut. Bukan dengan otot dan kekerasan.

NU dan Muhammadiyah merupakan 2 organisasi Islam yang dengan terang2an menolak Islam garis keras ini dan bahkan Muhammadiyah mengeluarkan Surat Keputusan tentang ” pembersihan” muhammadiyah dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Apakah ini murni permasalahan ke bhinnekaan yang terancam, ataukah lebih jauh ini merupakan permasalahan politik semata yang akhir2 ini PKB dan PAN suaranya terus merosot sedangkan PKS suaranya lumayan stabil atau boleh dikatakan naik. Ataukah kedua2nya ? Wallohu ‘alam.

Yang jelas, negara kita adalah NKRI dan tidak bisa ditawar lagi.

*Dapatkan buku ini hanya di toko buku JAP, Jl.Dr.Soeparno Karang Wangkal, kelurahan Grendeng-Purwokerto. Telpon (0281) 9117236

QUO VADIS KEK

Judul Buku : QUO VADIS, “Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)”

Editor : Syarif Hidayat & Agus Syarip Hidayat

Penerbit : Rajawali Pers

Jumlah halaman : ±250 halaman

Harga : Rp.58.000,00/Diskon 20%


Keberhasilan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau sebaliknya, dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain : Pertama, keseimbangan ekonomi makro, khususnya nilai tukar uang yang mencerminkan keseimbangan pasar. Kedua, lokasi geografis memiliki arti penting dalam hal akses ke pasar ekspor dan kaitan dengan ekonomi domestik. Ketiga, skema insentif yang ditawarkan. Keempat, manajemen kawasan yang efektif dan efisien. Kelima, jaringan infrastruktur dan fasilitas publik yang berkualitas dan memadai. Keenam, keterkaitan dengan ekonomi domestik.

Buku QUO VADIS Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini menyajikan informasi dan analitis kritis tentang prinsip-prinsip dasar KEK, pengalaman negara-negara lain dalam implementasi KEK, serta peluang dan tantangan bagi pelaksanaan KEK di Indonesia. Pesan yang ingin di sampaikan oleh para penulis dalam buku ini sangat jelas : bahwa komitmen pemerintah Indonesia untuk melaksanakan KEK patut untuk didukung, namun dalam merealisasikannya disarankan agar tidak semata-mata didasarkan pada “hitung-hitungan” atas peluang dan keuntungan yang dijanjikan oleh KEK, tetapi juga harus “menimbang” kenyataan yang ada.


*Dapatkan buku ini hanya di toko buku JAP, Jl.Dr.Soeparno Karang Wangkal, kelurahan Grendeng-Purwokerto. Telpon (0281) 9117236

Pemberontakan Guru

Judul Buku : PEMBERONTAKAN GURU, Menuju Peningkatan Kualitas

Penulis : Prof.Dr.Harsono, dkk

Penerbit : Pustaka Pelajar

Jumlah halaman : ±200 halaman

Harga : Rp.25.000,00/Diskon 20%




Pembaruan di bidang pendidikan tidak akan terjadi tanpa dibarengi pembaruan di bidang politik dan hukum. Merobohkan tembok yang dibuat untuk mengebiri hak warga negara dalam menerima pendidikan sebenarnya tidaklah sulit. Namun, untuk merobohkan tembok, pemerintah memerlukan perangkat hukum yang kuat dan efektif, dengan aparat yang memiliki kepekaan nurani tajam akan adanya ketidakadilan. Tak seorangpun di negeri ini memiliki hak warga negara untuk memperoleh pendidikan.


Dapatkan buku ini hanya di toko buku JAP, Jl.Dr.Soeparno Karang Wangkal, kelurahan Grendeng-Purwokerto. Telpon (0281) 9117236